Bolehkah Mengucapkan Salam dengan “Salamun ‘Alaikum“?
Pertanyaan:
Apakah boleh mengucapkan salam dengan “Salamun ‘alaikum” atau “Salam ‘alaikum” bukan “Assalamu’alaikum”?
Jawaban:
Telah ma’ruf bahwa ucapan salam yang paling sempurna dan ideal adalah ucapan:
السَّلامُ عليكُمْ ورحمةُ اللَّهِ وبركاتُهُ
“assalamu ‘alaikum warahmatullah wabarakatuh”
Ini berdasarkan hadis Imran bin Hushain radhiallahu’anhu:
جاء رجلٌ إلى النبيِّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم ، فقال : السلامُ عليكم ، فرَدَّ عليه ، ثم جَلَس ، فقال النبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم : عَشْرٌ . ثم جاء آخَرُ ، فقال : السلامُ عليكم ورحمةُ اللهِ ، فرَدَّ عليه ، فجلس ، فقال : عِشْرُونَ . ثم جاء آخَرُ ، فقال : السلامُ عليكم ورحمةُ اللهِ وبَرَكاتُه ، فرَدَّ عليه ، فجلس ، فقال : ثلاثونَ
“Datang seorang lelaki kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia berkata: Assalamu ‘alaikum. Kemudian Nabi membalas salamnya, kemudian orang tadi duduk. Nabi bersabda: sepuluh! Kemudian datang orang yang lain, ia berkata: Assalamu ‘alaikum warahmatullah. Kemudian Nabi membalas salamnya, kemudian orang tadi duduk. Nabi bersabda: dua puluh! Kemudian datang orang yang lain, ia berkata: Assalamu ‘alaikum warahmatullah wabarakatuh. Kemudian Nabi membalas salamnya, kemudian orang tadi duduk. Nabi bersabda: tiga puluh!” (HR. Abu Daud no.5195, At Tirmidzi no.2689, Ahmad no. 19962, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abu Daud).
Juga hadis dari Umar bin Khattab radhiallahu’anhu:
كنت رَديفَ أبي بكرٍ ، فيمرُّ على القومِ فيقول : السلامُ عليكم ، فيقولون : السلامُ عليكم ورحمةُ اللهِ ، ويقول : السلامُ عليكم ورحمةُ اللهِ ، فيقولون : السلامُ عليكم ورحمةُ اللهِ وبركاتُه ، فقال أبو بكرٍ : فضلَنا الناسُ اليومَ بزيادةٍ كثيرةٍ
“Aku pernah dibonceng oleh Abu Bakar Ash Shiddiq. Kami melewati suatu kaum lalu mengucapkan: Assalamu ‘alaikum. Mereka pun menjawab: Assalamu ‘alaikum Warahmatullah. Lalu kami melewati kaum lain lagi dan mengucapkan: Assalamu ‘alaikum Warahmatullah. Mereka menjawab: Assalamu ‘alaikum Warahmatullah Wabarakatuh. Maka Abu Bakar berkata: Hari ini orang-orang memberi banyak tambahan kepada kita” (HR. Al Bukhari dalam Al Adabul Mufrad no.758, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Adabul Mufrad).
Namun boleh juga mencukupkan ucapan salam sampai “warahmatullah“ saja. Yaitu “assalamu ‘alaikum warahmatullah“. Berdasarkan hadis Abu Hurairah radhiallahu’anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
خَلَقَ اللَّهُ آدَمَ علَى صُورَتِهِ، طُولُهُ سِتُّونَ ذِراعًا، فَلَمَّا خَلَقَهُ قالَ: اذْهَبْ فَسَلِّمْ علَى أُولَئِكَ النَّفَرِ مِنَ المَلائِكَةِ، جُلُوسٌ، فاسْتَمِعْ ما يُحَيُّونَكَ؛ فإنَّها تَحِيَّتُكَ وتَحِيَّةُ ذُرِّيَّتِكَ، فقالَ: السَّلامُ علَيْكُم، فقالوا: السَّلامُ عَلَيْكَ ورَحْمَةُ اللَّهِ، فَزادُوهُ: ورَحْمَةُ اللَّهِ
“Allah menciptakan Nabi Adam dalam bentukNya. Tingginya 60 hasta. Ketika ia diciptakan, Allah berfirman kepada Adam: ‘Pergilah dan berilah salam kepada sekelompok makhluk itu (yaitu Malaikat), dan dengarkanlah ucapan tahiyyah dari mereka kepadamu. Karena itu adalah ucapan tahiyyah (yang disyariatkan untuk) engkau dan keturunanmu’. Lalu Adam pergi dan mengucapkan: Assalamu ‘alaikum. Para Malaikat menjawab: Wa ‘alaikumussalam Warahmatullah. Mereka menambahkan kata warahmatullah” (HR. Bukhari no. 6227, Muslim no. 2841).
Ucapan Salam yang Paling Minimal
Secara umum, lafadz yang terdapat dalam Al Qur’an adalah dalam bentuk nakirah (tanpa alif-lam). Sebagaimana dalam firman Allah Ta’ala:
سَلامٌ عليكم بما صَبَرْتُمْ
“keselamatan atas kalian atas kesabaran kalian” (QS. Ar Ra’d: 24).
Allah Ta’ala juga berfirman:
إِذْ دَخَلُوا عَلَيْهِ فَقَالُوا سَلامًا قَالَ سَلامٌ
“ketika mereka memasukinya mereka mengatakan: salaam. ia pun mengatakan: salaam” (QS. Adz Dzariyat: 25).
Sehingga ucapan yang paling minimal adalah “salamun ‘alaikum“. Namun yang lebih utama untuk salam paling minimal adalah “assalaamu ‘alaikum” (dengan alif-lam), sebagaimana dimuat dalam hadis-hadis yang telah disebutkan, yaitu hadis Imran bin Hushain, hadis Abu Hurairah, hadis Umar bin Khattab dan hadis-hadis lainnya. Demikian juga hadis lain dari Umar bin Khattab radhiallahu’anhu:
أنَّه أتَى النَّبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ، وهو في مَشرُبةٍ له، فقال: السَّلامُ عليك يا رسولَ اللهِ، السَّلامُ عليكم، أيدخُلُ عُمَرُ؟
“Bahwa Umar datang ke rumah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika Nabi ada di kamarnya. Umar berkata: Assalamu ‘alaikum wahai Rasulullah… Assalamu ‘alaikum… Apakah Umar boleh masuk?” (HR. Abu Daud no.5201, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abu Daud).
Hadis-hadis di atas menunjukkan lafadz salam yang paling minimal adalah “assalamu ‘alaikum“. Dan dhamir “kum” bisa diganti sesuai lawan bicaranya:
Jika lawan bicara hanya satu orang laki-laki, maka “assalaamu ‘alaika“.
Jika lawan bicara hanya satu orang wanita, maka “assalaamu ‘alaiki“.
Jika lawan bicara hanya dua orang laki-laki atau wanita, maka “assalaamu ‘alaikuma“.
Jika lawan bicara adalah banyak wanita, maka “assalaamu ‘alaikunna“.
Sedangkan “assalamu ‘alaikum” bisa digunakan untuk semua orang baik laki-laki maupun wanita, baik satu orang, dua orang, atau pun banyak.
Bolehnya mengucapkan “salamun ‘alaikum“, dijelaskan oleh imam An Nawawi rahimahullah menjelaskan: “Ucapan salam yang paling minimal adalah: Assalamu ’alaikum. Kalau hanya ada satu orang Muslim, maka ucapan paling minimal adalah: Assalamu ’alaika. Namun yang lebih utama adalah mengucapkan: Assalamu ’alaikum, agar salam tersebut tersampaikan kepadanya dan dua Malaikatnya. Dan yang lebih sempurna lagi adalah dengan menambahkan warahmatullah, dan juga menambahkan wabarakatuh. Kalau seseorang mengucapkan: salam ‘alaikum, itu sudah mencukupi. Para ulama menganjurkan penambahan warahmatullah dan wabarakatuh dengan firman Allah Ta’ala yang mengabarkan ucapan salam Malaikat (yang artinya): ‘Rahmat Allah dan keberkahan-Nya semoga dilimpahkan atas kalian, wahai ahlul bait‘ (QS. Hud: 73). Dan juga berdalil dengan ucapan dalam tasyahud: Assalamu ’alaika ayyuhannabiyyu warahmatullah wabarakatuh” (Syarah Shahih Muslim, 14/140).
Wallahu a’lam.
***
Dijawab oleh Ustadz Yulian Purnama, S.Kom.
Artikel asli: https://konsultasisyariah.com/38227-bolehkah-mengucapkan-salam-dengan-salamun-alaikum.html